Biografi Singkat
Biografi Singkat
Dewi Fortuna "Tuna" Maharani
Karya-karya Dewi Fortuna Maharani mengolah kembali cahaya, warna, bidang dan garis. Ia percaya bahwa warna dapat mengindikasikan waktu dan memiliki kualitas temporer yang khas. Dalam berkarya pada mulanya Tuna memotret lanskap dengan kamera analog, kemudian mengalihkannya ke dalam lukisan. Beberapa karya lukisnya mengolah pembingkaian citra yang terbagi-bagi ke dalam beberapa kanvas. Tuna juga melakukan pendalaman terhadap warna dan nuansa yang dihasilkan dalam foto-foto analog untuk mencapai kualitas rupa yang diinginkan.
Pemandangan yang tergambar dalam lukisan “Folding into Repeat” di ARTSUBS 2024 ini dibingkai melalui foto, ketika dirinya berhadapan dengan lanskap lautan beberapa tahun silam. Tuna mencatat, cara melukis dengan beberapa kanvas bermula dari banyaknya pencerapan visual yang dapat direkam dari satu lanskap yang sama. Foto-foto dikomposisikan ulang, diputar, dan padu-padankan sehingga menghasilkan nuansa berbeda. Dalam kaitan itu, penggunaan gambar dari foto yang dipinjam sebagai fragmen untuk menghasilkan sebuah pemandangan baru dalam lukisan.
Dewi Fortuna Maharani dilahirkan di Jakarta pada 1995. Ia menamatkan pendidikan seni rupa di Studio Seni Lukis, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, pada 2018. Dalam beberapa tahun terakhir Tuna terlibat dalam sejumlah pameran bersama, misalnya ART IASR 2024: Milestone di Lawangwangi Creative Space, Bandung, 2024; Melintas Arus di Rubanah Hub Underground, Jakarta, 2023; Looking Through: Bystander di Getback Parlour, Jakarta, 2022; I Wanna Dance with Somebody (Who Loves Me) di Rubanah Hub Underground, Jakarta, 2020; dan In Sight: Nowadays Painting di Orbital Dago, Bandung, 2018.
Adapun pameran tunggal Dewi Fortuna Maharani adalah Ray of Night di Orbital Dago, Bandung, 2023.
Karya Seni
Deskripsi Karya
Pemandangan yang terlukis dalam Folding into Repeat dibingkai melalui foto ketika saya berhadapan dengan lanskap lautan beberapa tahun silam. Pada saat itu cahaya dan warna yang hadir membuat saya terdiam dan mencari sebuah titik temu yang dapat saya rekam melalui kamera.
Seringkali saya mengalihkan pandangan saya untuk mencari cahaya dan mencerapnya, seraya kehadirannya membuat saya menjadi lebih tenang. Mungkin cara saya melukis dengan beberapa kanvas bermuara dari banyaknya ragam pengalaman pencerapan visual yang dapat kita rekam dari satu lanskap yang sama. Kita dapat menoleh, berhadapan dengan sebuah potongan vista dan perasaan kita berubah dalam prosesnya.
Foto-foto tersebut kemudian saya komposisikan ulang, dengan memutar dua dari foto tersebut sehingga keseluruhannya menghasilkan sebuah nuansa kesatuan yang baru. Penggunaan gambar dari foto sebagai fragmen untuk menghasilkan sebuah pemandangan baru memiliki nilai tersendiri bagi saya ketika membuat sebuah karya lukis.
Folding into Repeat membawa sebuah makna repetisi bagi saya baik dalam proses pembuatan karya dimana saya menggunakan kembali foto-foto yang saya ambil, maupun bagaimana saya melihat laut yang berulang menggulung dalam gerakan juga ketenangan. Karya ini juga mencakup makna rutinitas hidup saya yang dapat dibilang monoton, membawa saya kembali merekonstruksikan foto-foto dari masa lampau saya ke masa kini.