Biografi Singkat
Biografi Singkat
Argya Dhyaksa
Keramik-keramik karya Argya Dhyaksa memancarkan watak absurd dan absorb secara bersamaan. Yang absurd kelihatan liar, tetapi juga personal, tidak terduga, tidak gampang terjangkau oleh pemahaman kita. Sedangkan watak absorb menyaran kepada rupa objek atau benda keseharian dalam kehidupan kita. Misalnya, botol, kemasan produk, media cetak, prasasti, jimat, dan masih banyak lagi. Secara umum keramik-keramiknya terkesan konyol, tidak teratur, aneh, dan tidak sempurna, akibat proses pembakaran yang gagal atau tidak sesuai harapan. Menggunakan teknik mencubit permukaan keramik (pinching), Argya membiarkan sidik jarinya tertinggal pada tampilan keramiknya. Seakan-akan ia hendak mengatakan bahwa inilah jejak-jejak pekerjaannya selaku pekeramik.
Argya Dhyaksa menamatkan pendidikan seni rupa di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, pada 2013. Keramik-keramiknya telah dipamerkan dalam sejumlah pameran tunggal, misalnya, As Delicious as My Forehead di Rachel Gallery x Ruang Dua Sembilan, Jakarta, pada 2019; Sculptuur Stelsel di Art Stage Jakarta, pada 2017; dan Labirin Diksi: Maju Mundur Pantang Terus, Suar Artspace, Jakarta, pada 2015. Sementara pameran bersama yang ia ikuti, antara lain, Jogja Ceramic Fest di MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo, Yogyakarta, pada 2023; Three for Plastic Hearts di Komunitas Salihara, Jakarta, pada 2021; dan Indonesia Calling di 16albermarle Project Space, Sydney, Australia, pada 2020.
Pada 2020 Argya menjadi seniman mukiman di Tentacles Gallery, Bangkok atas dukungan Komunitas Salihara.