Nyoman Nuarta

Nyoman Nuarta adalah perupa yang telah memberikan banyak sumbangsih kepada dunia seni rupa kontemporer sejak paruh kedua 1970-an. Karya-karya patungnya telah menjadi bagian dari sejarah seni rupa Indonesia pada dasawarsa itu, terutama ketika munculnya Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia, yang menjadi cikal-bakal seni rupa kontemporer di Indonesia. Dilahirkan di Tabanan, Bali, 14 November 1951, Nuarta menyelesaikan pendidikan Seni Patung di Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung, pada 1979. Ia mendirikan Studio Nyoman Nuarta di Bandung sejak 1975.

Tidak kurang 71 pameran bersama sepanjang 1977-2024 telah diikuti Nyoman Nuarta. Yang pertama adalah Pameran Gerakan Seni Rupa Baru di Bandung, 1977, dan di Jakarta, 1979; dan yang terakhir adalah Art Jakarta Garden di Hutan Kota, Jakarta, 2024. Sejumlah pameran di antara itu adalah Pameran Gerakan Seni Rupa Baru Project II: The Silent World di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 1989; KIAS Exhibition of Indonesian Arts di Amerika Serikat, 1990; A Narrative of Indonesian Modern and Contemporary Art di Tsinghua University Art Museum, Beijing, Cina, 2021.

Di samping menggubah patung, Nuarta juga merancang kawasan. Beberapa di antaranya adalah yang terbangun di kawasan Ibu Kota Nusantara dan sekitarnya, sepanjang 2023-2024; dan kawasan Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di Jimbaran, Bali, 1995-2005. Patung-patung publiknya, antara lain, adalah selubung kantor Istana Garuda di kompleks Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, 2024; “Arjuna Wijaya” di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, 1987; dan Monumen Proklamator Indonesia di Pegangsaan Timur, Jakarta, 1976.

Pada 2014 Nyoman Nuarta mendapatkan Bintang Satyalencana Kebudayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Gelar Kehormatan Chevalier L’ordre des Arts et des Lettres dari Pemerintah Prancis pada 2021.