Platform

Seniman, dengan caranya masing-masing, selalu mencari jalan-jalan baru untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Kali ini, mereka merefleksikannya dalam keragaman praktik seni rupa mulai karya-karya otonom sampai kolaboratif. Semua itu disuguhkan untuk menjadi bagian penting dalam upaya ikut memetakan seni rupa kontemporer Indonesia.

Materialitas dan Terobosan Medium

Mufi Mubaroh
2024
200 x 200 cm
Tinta di atas kanvas
Gambar
Mujahidin Nurrahman
2018
226 x 150 x 150 cm
Kertas handcut, kayu, lampu, tinta, kawat kuningan, dimmer mekanis
Instalasi

Titik merah dari selatan merupakan simbol bagian selatan Indonesia. Daerah yang subur makmur gemah lohjinawi. Merupakan modal dasar perjuangan Bangsa. Gambaran sapi merupakan simbol keduburan itu. Semua tubuhnya bermanfaat untuk manusia. Kotoran menyuburkan tanah,daging dan susunya menyehatkan badan, kulitnya untuk bahan baku kerecek dan membuat wayang kulit,tulangnya dibubut untuk membuat gegel wayang kulit, tanduknya untuk gapit wayang kulit, sampai sampai  kukunya bisa untuk membuat pegangan kipas tangan.

Keduburan: kesuburan

Subandi Giyanto
2019
140 x 170 cm
Prada emas dan cat akrilik di atas kanvas
Lukisan

Jika keterhubungan manusia dengan alam dan material adalah tentang bagaimana kesadaran peran direpetisi menjadi sumbu keberlanjutan hidup maka karya ini adalah sebuah perayaan perjalanan siklus tersebut. Segala tahapan kehidupan harus dirayakan, kadang dengan nikmat kadang secara khidmat. Namun, yang terpenting adalah esensi untuk memperbarui kesadaran terus ada dalam mempelajari perjalanan. Melalui pendekatan daur ulang tekstil, proses pembaruan kesadaran tersebut dibersamai dan dimaknai secara sederhana dengan menandai kelahiran baru barang-barang usang dimana keberlanjutan tidak hanya berbicara tentang daur ulang fisik, tetapi juga daur ulang ide, konsep, arah pijak arah pijar.

 

Karya ini membersamai refleksi tentang bagaimana kita harus memahami konsep baru bahwa limbah bukan elemen akhir namun sumber daya baru. Sebagai solusi yang berkelanjutan, gagasan ini menantang kita untuk melihat limbah bukan sebagai akhir, melainkan sebagai peluang untuk menciptakan kembali kehidupan dan nilai. Narasi bahwa limbah adalah sumber daya baru membuka ruang bagi kreasi aktif, yang melampaui sekadar perpanjangan hidup material dan menjadi esensi dari transformasi keberlanjutan, sebagaimana diyakini Pable dalam visinya: “Made to be Made Again”.

Theresia Agustina Sitompul
2024
Variable Dimension
Kain, bordir, drypoint
Seni Cetak

Menggunakan material sebagai simbol resiko “perubahan” dan “kepraktisan” dalam era modernitas menimbulkan pertanyaan mendalam. Resin polimer sintetik, yang kini merajai dunia seni dan industri berkat kemudahannya dalam pengolahan, menghadirkan dilema etika seiring dampak negatifnya terhadap lingkungan. Paralel dengan sifat susah terurai plastik, resin membawa konsekuensi jangka panjang terhadap ekosistem. 

Pemilihan palet warna candy tone yang mencolok memperkuat naratif visual, mengancam pola tradisional dengan cara yang mencolok. Dalam proses meleleh, lelehan resin membentuk ratusan tantakel lelehan yang menciptakan efek kinetik, menyampaikan pesan tersembunyi mengenai perubahan dan dampaknya terhadap identitas kultural. Secara visual, karakteristik tersebut merujuk pada sebuah narasi yang tampaknya “bicara” tentang dampak negatif yang dihasilkan oleh percepatan teknologi. 

Pentingnya refleksi terhadap dampak material resin pada lingkungan dan kultural menjadi pusat pembicaraan. Penciptaan visual yang dinamis dan menggelora ini mencoba menciptakan panggung untuk dialog kritis tentang kesadaran lingkungan dan nilai- nilai tradisional di tengah arus modernitas yang terus berubah. 

 

Wayan Piki Suyersa
2024
160 x 120 cm
Fiberglass, resin pada bulu sintetis
Lukisan

Menggunakan material sebagai simbol resiko “perubahan” dan “kepraktisan” dalam era modernitas menimbulkan pertanyaan mendalam. Resin polimer sintetik, yang kini merajai dunia seni dan industri berkat kemudahannya dalam pengolahan, menghadirkan dilema etika seiring dampak negatifnya terhadap lingkungan. Paralel dengan sifat susah terurai plastik, resin membawa konsekuensi jangka panjang terhadap ekosistem. 

Pemilihan palet warna candy tone yang mencolok memperkuat naratif visual, mengancam pola tradisional dengan cara yang mencolok. Dalam proses meleleh, lelehan resin membentuk ratusan tantakel lelehan yang menciptakan efek kinetik, menyampaikan pesan tersembunyi mengenai perubahan dan dampaknya terhadap identitas kultural. Secara visual, karakteristik tersebut merujuk pada sebuah narasi yang tampaknya “bicara” tentang dampak negatif yang dihasilkan oleh percepatan teknologi. 

Pentingnya refleksi terhadap dampak material resin pada lingkungan dan kultural menjadi pusat pembicaraan. Penciptaan visual yang dinamis dan menggelora ini mencoba menciptakan panggung untuk dialog kritis tentang kesadaran lingkungan dan nilai- nilai tradisional di tengah arus modernitas yang terus berubah. 

 

Wayan Piki Suyersa
2024
160 x 120 cm
Fiberglass, resin pada bulu sintetis
Lukisan
Scroll to Top