Platform

Seniman, dengan caranya masing-masing, selalu mencari jalan-jalan baru untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Kali ini, mereka merefleksikannya dalam keragaman praktik seni rupa mulai karya-karya otonom sampai kolaboratif. Semua itu disuguhkan untuk menjadi bagian penting dalam upaya ikut memetakan seni rupa kontemporer Indonesia.

Lanskap Kontemporer

Jay Subyakto
2024
160 x 360 cm (ketebalan 1 cm) 12 bilah ukuran 160 x 30 cm
Cetakan langsung di atas kayu
Lukisan

Alam menunjukkan kesempurnaannya dimana ia memberikan kekayaan dan keindahan. Sewajarnya manusia menjaga dan merawatnya. Kesadaran akan pentingnya hal tersebut seperti keberadaan tempelan poster-poster di pinggir jalan. Kemarin masih ada, namun sebentar kemudian lenyap begitu saja berganti yang lain. Tidak mudah untuk mempertahankannya. Suatu ketika akan semakin terdesak keberadaannya dan hanya indah untuk dikenang.

Isa Ansory
2024
140 x 130 cm
Cat akrilik di atas kanvas
Lukisan

Alam menunjukkan kesempurnaannya dimana ia memberikan kekayaan dan keindahan. Sewajarnya manusia menjaga dan merawatnya. Kesadaran akan pentingnya hal tersebut seperti keberadaan tempelan poster-poster di pinggir jalan. Kemarin masih ada, namun sebentar kemudian lenyap begitu saja berganti yang lain. Tidak mudah untuk mempertahankannya. Suatu ketika akan semakin terdesak keberadaannya dan hanya indah untuk dikenang.

Isa Ansory
2017
130 x 180 cm
Cat akrilik di atas kanvas
Lukisan

Karya-karya dalam seri “Museum Potret Dokter Rudolfo” dipamerkan tunggal pada tahun 2019 di Selasar Sunaryo 

Art Space, Bandung, dan di Museum dan Tanah Liat, Yogyakarta. Dalam seri ini saya melukis teman-teman saya, para pelukis. Figur-figur mereka saya taruh di lanskap alam antah-berantah untuk memberi memperlihatkan wajah-wajah yang familiar di sebuah tempat yang asing. 

Diyanto adalah salah satu pelukis pertama yang saya kenal karena ia adalah asisten dosen di studio seni lukis, 

FSRD-ITB, tempat saya kuliah. Seri ini adalah pengingat bahwa dalam hidup saya sebagai perupa, saya tidak sendirian. Hidup para perupa, seperti lanskap alam yang saya gambarkan, kadang berubah, tapi wajah dan figur mereka akan tetap saya kenang sampai akhir hayat saya. 

Mohan pajang kedua karya b·ersebelahan, sama tinggi. 

Christine di sebelah kiri, Diyanto di sebelah kanan. Jarak 

aritara kedua karya akan ditentukan oleh kurator. Terima kasih.

R.E. Hartanto
2024
200 x 150 cm
Cat minyak di atas kanvas
Lukisan
Ricky Qaliby
2024
121 x 91 x 200 cm
Lembar akrilik
Patung
Slamet Wahyudi
2024
100 x320 cm (2 panel)
Cat minyak di atas kanvas
Lukisan
Scroll to Top