Biografi Singkat

Biografi Singkat

Wahyu Nugroho

Wahyu Nugroho

b.
Indonesia

Wahyu Nugroho berkarya dengan konsep drawing. Ada beberapa karyanya yang menggunakan cat air, tetapi menggambar dengan pensil telah menjadi ciri khasnya. Bukan hanya menggambar, ia juga menggiatkan anak-anak muda di kota itu untuk berpartisipasi di seni rupa. Salah satunya dengan menggagas Komunitas Guru Seni dan Perupa (KGSP) dan komunitas Alk Maart (Aliansi Kreator Mahardika Art) dalam mengembangkan seni gambar.

Beberapa aktivitas pamerannya yang termutakhir, antara lain Bancia’an #2 di K Gallery, International Culture Center, Pandaan; Berlabuh Sukacita di Galeri Mojopahit, Malang; dan Mini Art Malang (MAM); Love is Calling di Dewan Kesenian Malang, semuanya pada 2023.

Wahyu Nugroho beroleh penghargaan Lima Besar Terbaik Lomba Lukis dari Dewan Kesenian Malang pada 1989 dan penghargaan sebagai kreator seni rupa Jawa Timur dari Gubernur Jawa Timur pada 2015.

Karya Seni

Wahyu Nugroho
2024
125 cm x 100 cm
Acrylic on canvas
Lukisan

Bertolak dari asumsi, jika pada gaya realis ada hyper-realis maka pada abstrak tentu ada hiper-abstrak. Gaya realis dan abstrak berada pada dua kutub yang berlawanan. Pembeda paling mendasar dari dua gaya tersebut adalah adalah sumber idenya.

Pada pengkaryaan periode ini saya mencoba menafsir tentang hiper-abstrak. Mirip dengan itu dalam proses berkarya abstrak ekspresionistik, sebelumnya saya tidak punya bayangan atau rencana hendak menghadirkan bentuk ‘apa’ atau mengangkat tema ‘apa’. Dengan berbekal tutunan dari intuisi, saya melakukan awal proses berkarya dengan cara menuangkan media karya secara bebas dan spontan – tidak membayangkan atau merekayasa bentuk-bentuk tertentu yang terpendam dalam ingatan. Proses awal ini bisa dalam bentuk goresan-goresan garis, sapuan-sapuan warna, tumpahan kucing, atau yang lain. Selanjutnya saya melakukan respons berkelanjutan, maksudnya setiap garis atau sapuan kuas yang dilakukan adalah proses merespons dari garis atau sapuan media sebelumnya.

HIPER-ABSTRAK yang saya maksudkan,

– Dari segi teknik adalah menguraikan proses berkarya abstrak ekspresionistik pada umumnya. Setelah melakukan proses yang dilakukan secara spontan dan intuitif di atas, saya merespons dengan teknik rinci dan detail hingga menghadirkan rasa artistik yang ‘pas’.

– Dari segi komposisi dan citra bentuk ketika saya sudah ‘masuk’ dan melakukan ‘dialog’ secara intens dengan karya yang sedang saya kerjakan, komposisi dan citra bentuk tersebut seolah-olah hadir dengan sendirinya. Tinggal diperjelas dengan gelap-terang, perbedaan tone, atau warna.

Jadi, konsep hiper-abstrak mencoba mempertemukan antara gaya abstrak dan realis. Maksudnya, ide bentuk atau komposisinya bersifat menarik, seperti pada proses pengkaryaan abstrak ekspresionistik. sedangkan dalam proses teknik pengerjaan selanjutnya seperti pada pengkaryaan realis.

Keyakinan saya, sebebas-bebasnya menggoreskan garis atau menyapukan media, terlebih selama proses berkarya ada intensitas penghayatan, sampai hadir citra bentuk-bentuk tertentu, adalah ekspresi atau letupan dari; spiritualitas, suasana batin, kepribadian, renungan, pengetahuan, dan pengalaman dari perjalanan hidup saya dalam berhubungan dengan Tuhan, alam, dan manusia. Dengan demikian, karya-karya saya tidak lahir dari ruang hampa.

Wahyu Nugroho
2024
125 X 100 cm
Akrilik di atas kanvas

Bertolak dari asumsi, jika pada gaya realis ada hyper-realis maka pada abstrak tentu ada hiper-abstrak. Gaya realis dan abstrak berada pada dua kutub yang berlawanan. Pembeda paling mendasar dari dua gaya tersebut adalah adalah sumber idenya.

Pada pengkaryaan periode ini saya mencoba menafsir tentang hiper-abstrak. Mirip dengan itu dalam proses berkarya abstrak ekspresionistik, sebelumnya saya tidak punya bayangan atau rencana hendak menghadirkan bentuk ‘apa’ atau mengangkat tema ‘apa’. Dengan berbekal tutunan dari intuisi, saya melakukan awal proses berkarya dengan cara menuangkan media karya secara bebas dan spontan – tidak membayangkan atau merekayasa bentuk-bentuk tertentu yang terpendam dalam ingatan. Proses awal ini bisa dalam bentuk goresan-goresan garis, sapuan-sapuan warna, tumpahan kucing, atau yang lain. Selanjutnya saya melakukan respons berkelanjutan, maksudnya setiap garis atau sapuan kuas yang dilakukan adalah proses merespons dari garis atau sapuan media sebelumnya.

HIPER-ABSTRAK yang saya maksudkan,

– Dari segi teknik adalah menguraikan proses berkarya abstrak ekspresionistik pada umumnya. Setelah melakukan proses yang dilakukan secara spontan dan intuitif di atas, saya merespons dengan teknik rinci dan detail hingga menghadirkan rasa artistik yang ‘pas’.

– Dari segi komposisi dan citra bentuk ketika saya sudah ‘masuk’ dan melakukan ‘dialog’ secara intens dengan karya yang sedang saya kerjakan, komposisi dan citra bentuk tersebut seolah-olah hadir dengan sendirinya. Tinggal diperjelas dengan gelap-terang, perbedaan tone, atau warna.

Jadi, konsep hiper-abstrak mencoba mempertemukan antara gaya abstrak dan realis. Maksudnya, ide bentuk atau komposisinya bersifat menarik, seperti pada proses pengkaryaan abstrak ekspresionistik. sedangkan dalam proses teknik pengerjaan selanjutnya seperti pada pengkaryaan realis.

Keyakinan saya, sebebas-bebasnya menggoreskan garis atau menyapukan media, terlebih selama proses berkarya ada intensitas penghayatan, sampai hadir citra bentuk-bentuk tertentu, adalah ekspresi atau letupan dari; spiritualitas, suasana batin, kepribadian, renungan, pengetahuan, dan pengalaman dari perjalanan hidup saya dalam berhubungan dengan Tuhan, alam, dan manusia. Dengan demikian, karya-karya saya tidak lahir dari ruang hampa.

Wahyu Nugroho
2024
125 X 100 cm
Akrilik di atas kanvas
Scroll to Top