Biografi Singkat
Biografi Singkat

Natas Setiabudhi
Karya “Ilusi Dualitas” (2024) yang tampil pada ARTSUBS 2024 adalah keramik stoneware yang menggambarkan tegangan yang positif dan negatif, antara limas yang mencuat ke atas dan mencuat ke bawah, tetapi keduanya saling mengisi. Karya ini juga menghasilkan ilusi dan distorsi sekaligus. Yang dipandang tidak pernah berada dalam kondisi stabil, bisa berubah menurut sudut pandang dan perasaan si penatap. Dengan begitu, Natas juga hendak menggambarkan permainan nasib dalam hidup manusia. Dualitas kaya-miskin atau baik-buruk, misalnya, bisa hadir secara bersamaan, sama sahnya sebagai fenomena kehidupan.
Natas Setiabudhi adalah perupa yang dilahirkan di Bandung, Jawa Barat, pada 6 Agustus 1973. Ia menyelesaikan pendidikan Keramik dalam dua tingkatan, sarjana (1997) dan pascasarjana (2015) di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB dan mengajar di almamaternya hingga sekarang. Ia telah mengikuti pameran bersama sejak tahun pertama kuliah, dan sejauh ini pameran tunggalnya berlangsung adalah Landscape #2 di S.14 Gallery, Bandung, pada 2012 dan Ordo Geometric di Orbital Dago Art Gallery, Bandung, pada 2018.
Selain memproduksi keramik sebagai karya seni, Natas juga menghasilkan keramik sebagai benda terpakai sehari-hari. Beberapa kali ia mendapatkan kesempatan memproduksi keramik untuk ruang publik, seperti keramik pesanan untuk TSDS Interior Architects di Kota BSD pada 2020 dan keramik mural untuk Balai Kirti Museum, Istana Bogor, pada 2014. Sempat pula ia menjadi seniman mukiman, di antaranya, dalam program Ceramic Artist Exchange-Tandem, Künstlerhaus Stadttöpferei Neumünster, German, pada 2017.
Karya Seni
Deskripsi Karya
Konsep dualitas dimetaphorkan dengan bentuk positif dan negatif, limas yang mencuat ke atas dan mencuat ke bawah. Ke-2 bentuk ini jika disatukan akan saling mengisi (klop). Selain itu menciptakan ilusi dan distorsi jika dilihat secara frontal, modul terlihat sama padahal ada 2 modul yang berbeda. Ini merupakan cara pandang manusia yang tidak bisa dilihat dari penampakan luar semata. Seorang disebut kaya atau miskin bukan ditentukan oleh streotip masyarakat pada umumnya. Ada perbedaan antara fisik dan realitas. Begitu pun dengan konsep dualitas lain: panjang pendek, tinggi rendah, dosa pahala, baik buruk dan seterusnya.