Biografi Singkat
Biografi Singkat

Made Griyawan
Pada mulanya, I Made Griyawan belajar menggambar kepada ayahnya, I Wayan Taweng, seorang pelukis Bali gaya Batuan. Meskipun ia belajar dari khazanah lukisan tradisional setempat, pada perkembangan selanjutnya Made Griyawan mulai melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh tersebut, termasuk dari gaya melukis ayahnya. Dalam hal komposisi, berbeda dari corak lukisan Bali yang menghadirkan kelengkapan sebuah lanskap, Wayan Griyawan lebih berfokus kepada sosok dan objek tertentu yang menarik perhatiannya: air, binatang, manusia—yang umumnya diambil dari cerita-cerita kitab suci Hindu atau khazanah fabel di Bali.
Lukisan-lukisan Made Griyawan bermula dari rancangan gambar di atas media kertas dan kanvas. Setelah itu ia membubuhkan warna yang bersisian dan berlapis-lapis, yang pada akhirnya menghasilkan kontras dan gradasi yang menawan mata. Rupa gelombang air dalam sapuan biru dan putih adalah bagian dari pemandangan dalam lukisan-lukisanya. Ia seperti hendak mengembalikan lagi filosofi tentang pentingnya air, alam secara keseluruhan, bagi kehidupan manusia. “Saya ingin melukis dengan pesan kemanusiaan di dalamnya, bagaimana kita melangkah ke depan secara baik,” kata pelukis yang pernah menjadi seniman mukiman di Townsville, Australia (2018) ini, suatu kali.
Made Griyawan dilahirkan di Batuan, Bali, dan hingga kini menetap di sana, telah memamerkan karya-karyanya dalam pameran tunggal dan bersama. Pameran tunggalnya yang terakhir adalah Bermain di Atas Air di TiTian Art Space, Ubud, Bali, 2020. Sebelumnya, Windows Onto Another World di The Gallery Maya Sanur Resort & Spa, Bali, 2018; dan Awakening Soul di Tokyo International Art Fair, Jepang, 2016. Sedangkan pameran bersama yang pernah ia ikuti, antara lain, adalah Panca Mahabhuta di The Apurva Kempinski, Bali, 2024; Peradaban Amarna Warna Bali di Gala Rupa Balinesia Art Space, Bali, 2022; dan Balinese Masters: Aesthetic DNA Trajectories of Balinese Visual Art di ITDC Nusa Dua, Bali, 2019.