Biografi Singkat
Biografi Singkat

M. Yakin
Muhammad Yakin, yang dilahirkan pada 1992, adalah pelukis dan ilustrator lulusan Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Karya-karyanya lahir dari pengamatannya terhadap apa-apa yang mengandung ketidakpastian dan ambiguitas. Dari situ, Yakin menjelajahi berbagai sudut pandang tentang pencarian manusia akan kebenaran. Ia menciptakan figur-figur antropomorfik dengan latar belakang yang rumit dan dinamis. Yakin juga menggunakan tinta monokrom sebagai media utama dalam karyanya, dengan teknik penyusunan lapisan yang cermat. Hal ini menciptakan transisi dari kegelapan menuju terang, yang mencerminkan berlapisnya makna yang ia temukan dalam wilayah yang taksa itu.
Pameran tunggalnya yang bertajuk Broken White Project #7: Causality/Moment/Perception di Ace House Collective, Yogyakarta, 2021, mengeksplorasi waktu dan persepsi manusia terhadap segala sesuatu. Ia juga tampil dalam sejumlah pameran bersama, antara lain, adalah The Annual One Piece Club Indonesia di Gajah Gallery, Jakarta, 2024; Mantagi Art Exhibition di Kiniko Art, Yogyakarta, 2024; dan beberapa pameran yang diselenggarakan oleh Sakato Art Community, termasuk Bakaba #8 di Yogya Gallery, 2018.
Selain meraih penghargaan Most Promising Artist of the Year dari UOB Painting of the Year di Jakarta, tahun 2019, Yakin juga telah meraih penghargaan UOB Painting of the Year, tahun 2024 ini.
Karya Seni
Deskripsi Karya
“Terjebak di pijakan pinggir jurang dalam keadaan berbalut titik nadir. Bentuk hasrat untuk membentuk landasan maupun pegangan akan suatu ide ideal pun bergejolak. Fragmen-fragmen menjadi bekal dari pengalaman dan pengetahuan yang telah didapat semasa hidup. Mewujud sosok singularitas dalam bayang-bayang angan. Dia yang tak bergerak, tak disebabkan, namun menyebabkan, dan menggerakkan bagi individu dengan penuh harapan. Akan hidup maupun kehidupan utuh sebagai manifestasi perubahan kondisi pada saat itu.”
Karya ini menggabungkan fragmen dari figur-figur idola menjadi sebuah kesatuan sebagai simbol konsep keidealan. Karena dalam proses penentuan akan apa itu konsep ideal, terdapat proses pencarian referensi sebagai inspirasi dari beberapa pemikiran atau ideologi. Kemudian konsep-konsep ideal digabungkan dengan sedemikian rupa membentuk keidealan yang diidolakan. Latar dibalik figur juga terfragmen, menegaskan bahwa keidealan sering kali merupakan impian nan sulit dicapai dan hanyalah sebuah angan-angan. Sedangkan terpusatnya bentuk sinar cahaya pada figur itu melambangkan harapan serta pencerahan di tengah krisis yang sedang terjadi.
Teknik layering spektrum monokromatik abu-abu dari tinta di atas linen digunakan untuk mencerminkan kompleksitas ataupun kedalaman dari pencarian konsep ideal yang tidak selalu jelas dan pasti. Dengan begitu, karya ini menunjukkan bahwa meskipun keidealan tampak seragam dan harmonis, sebenarnya terdiri dari banyak lapisan serta nuansa yang berbeda.