Biografi Singkat
Biografi Singkat

Joko "Jopram" Pramono
Karya-karya Joko Pramono berupa lukisan, patung dan instalasi. Karyanya “Playing in the Forest” yang tampil di ARTSUBS 2024 ini memaknai kembali hutan sebagai area bermain. Hutan adalah sumber kehidupan dan kesejahteraan bersama, tetapi dirusak karena ulah manusia yang serakah. Karya ini menampilkan bongkahan akar pohon besar, tetapi di dalamnya ada pula mata manusia, burung dan binatang-binatang lainnya. Tidak terkecuali manusia robot yang memegang gergaji sebagai simbol perusakan alam. Jopram mengemas semua itu dengan menstilisasi irisan-irisan bidang kecil serupa puzzle yang bisa dibongkar dan dibentuk kembali.
Jopram dilahirkan Surabaya, Jawa Timur, pada 19 Juni 1975. Dalam berkarya Jopram banyak mengambil inspirasi dari kehidupan ayahnya sebagai petan. Ia memanfaatkan benda temuan seperti padi kering, luku, hingga peralatan pertanian lainnya untuk menampilkan kembali kehidupan agraris yang terancam punah. Karya-karyanya itu telah ditampilkan dalam sejumlah pameran tunggal, antara lain, adalah Lumbung Kosong di Emmitan CA Gallery, Surabaya, pada 2009; Jopram’s Paradox di Hebei Art Museum, Cina, pada 2010; dan Kereta Api, Galeri Surabaya, pada 2004.
Karya-karya Jopram meraih sejumlah penghargaan. Mulai dari penghargaan “Pratitah Adhi Karya” untuk lukisan terbaik SMSR Surabaya pada 1998 hingga finalis Indofood Art Award pada 2003 dan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur untuk kategori “Kreator Bidang Seni Rupa” pada 2019.
Karya Seni
Deskripsi Karya
“Playing in The Forest” atau bermain di hutan memiliki arti multitafsir. Memaknai kata hutan sebagai kosmologi surgawi yang menjadi lahan bermain oleh berbagai peran. Lahan bermain yang dimaksud adalah hutan yang di dalamnya penuh dengan berbagai isi dari nikmatnya duniawi. Semua bermain dalam hutan sebagai tempat dan ladang kesejahteraan bersama dengan tujuan kebaikan, meskipun ada saja distorsi penyetaraan, seperti dalam hukum rimba: siapa yang terkuat, dialah yang berkuasa.
Bermain di hutan diperuntukkan pada wacana global dengan kepentingan kehidupan modern, yang saat ini mengalami transisi dari tradisi ke peradaban teknologi. Seperti halnya proses berkembangnya sebuah negeri dengan beragam cakupan peristiwa yang menghantam, memotong, dan membersihkan demi menuju mimpi indah di masa depannya. Hal ini merupakan implementasi jiwa dalam praktik sosial, moral, dan etika yang menjadi lebih penting dalam kehidupan secara luas. Dan realita kehidupan menjadi Gema Ripa Loh Jinawi Toto Tentrem Kertaraharja, sebuah kerinduan semua manusia di bumi ini.
Pada karya ini, saya menggambarkan bongkahan akar pohon besar yang membentuk abstrak simbolik sebagai pemaknaan pohon. Mata adalah gambaran jiwa yang melihat dan berada di mana-mana dalam kehidupan. Burung dan binatang lainnya sebagai penghuni hutan sesuai habitatnya, dan manusia robot yang memakai gergaji di tangannya merupakan simbol manusia yang kuat dan berambisi. Secara keseluruhan, saya kemas dengan menstilasi irisan-irisan bidang kecil yang saya ibaratkan sebagai permainan puzzle, dibongkar dan dibentuk kembali. Metafora dari visualnya menjadi serangkaian bentuk yang saya terapkan pada karya “Playing in The Forest”. Umpamanya refleksi kehidupan itu sendiri, tumbuh dari yang tidak nyata menjadi nyata atau sebaliknya.