Biografi Singkat

Biografi Singkat

Henryette Louise

Henryette Louise

b. 1981
Blitar, Jawa Timur

Henryette Louise dilahirkan di Blitar, Jawa Timur, pada 1981, menetap dan berkarya di Bandung. Louise berkarya dengan aneka bahan: gipsum, besi rongsokan, komponen elektronik, kertas, kanvas, arang, dan tinta. Henryette sangat mengandalkan keterlibatan intens dengan bahan yang digunakan dalam karya-karyanya. Terkadang ia memberi ruang kepada bahan itu sebagai tempat bertumbuhnya gagasan artistik. Artinya, terjadi dialog antara imajinasi, teknik dan narasi yang terbangun dari sebuah karya.

Karya-karya Louise banyak diilhami oleh cerita rakyat atau kepercayaan masyarakat setempat. Ia menggunakan kerangka cerita rakyat sebagai jalan untuk menyingkap realitas yang sulit dipahami secara konvensional. Dongeng, baginya, adalah medium untuk menghadapi sisi-sisi naluriah manusia yang sering kali tersembunyi dan sukar diungkapkan. Louise mengambil nalar dongeng dan mengungkap esensinya, melalui cara kerja bahan dan teknis penggubahan karyanya.

Henryette Louise menyelesaikan pendidikan tinggi seni di Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Bandung, pada 2002. Salah satu karyanya yang dikenal luas adalah instalasi “Lokositato” yang dipamerkan di berbagai lokasi seperti S.14 Artspace & Library, Bandung; dan Museum Fatahillah, Jakarta. Louise juga telah berpameran tunggal, antara lain Troublemaker Doppelganger di Orbital Dago Gallery Bandung, 2024; Simbol dan Alegori di Museum dan Tanah Liat, Yogyakarta, 2019; dan Spiritcuil di Galerikertas-Studiohanafi, Depok, 2019.  Sementara, pameran bersama yang telah ia ikuti dalam setahun terakhir adalah Nonalog di Baik Art, Jakarta; Them di Isa Art Gallery, Jakarta; Bandung Painting Today di Grey Gallery, Bandung; By Hand: In the Fringe di Hybridium, Bandung; dan Distance di Sika Gallery, Bali.

Henryette Louise telah menerima berbagai penghargaan seni, termasuk Gold Award Emerging Artist pada UOB Painting of the Year, 206; dan meraih hibah seni dan lingkungan dari S.14 Artspace & Library, Bandung, 2015.

 

PERNYATAAN SENIMAN

Saya tertarik pada bagaimana dongeng beroperasi dalam membangun pemahaman kita terhadap hal-hal yang mulanya kita anggap sukar dipahami khususnya dalam ingatan saya secara pribadi. Meskipun kerap tanpa pembuktian, dan sukar dibuktikan melalui semacam formulasi kebenaran seperti dalam sains dan berbagai perkembangannya, dongeng menyampaikan hal yang sesungguhnya sama pentingnya. Kedalamannya sulit untuk diungkap secara konvensional sehingga mendorong munculnya dongeng. Saya menganggapnya sebagai peristiwa-peristiwa tersingkapnya realitas yang betapapun tidak pernah bisa sepenuhnya direngkuh, dipahami, dan sukar untuk dibicarakan ataupun dijelas-jelaskan, akan tetapi ia bisa diperlihatkan, disaksikan dan diungkapkan.

Dongeng atau cerita rakyat inilah yang dulu dekat dengan pendengaran lewat sandiwara radio, momori masa kecil saya yang terus membangun rasa penasaran dan memantik imajinasi. Meskipun mahkluk-mahkluk dalam dongeng atau cerita rakyat seringkali tampak aneh dan tidak manusiawi, mereka justru mengungkap hal yang mendasar dalam diri manusia, yang naluriah dan keinginan mentah yang sering kita sembunyikan. Ia menyingkap kebenaran yang kita sendiri ragu untuk hadapi dalam diri kita.

Memori dan imajinasi ini kemudian tidak bisa dipisahkan dan berkembang dalam proses berkarya. Saya mengambil mekanisme dongeng dalam mengungkap esensinya melalui cara kerja material dan rangkaian teknis yang mengondisikan cara saya bekerja khususnya dalam berbagai tehnik printmaking yang saya cetak pada gipsum/ plaster dalam tiga tahun terakhir.

Karya Seni

Henryette Louise
2024
42 x 46 x 4 cm per-potongan
Gipsum
Seni Cetak
Henryette Louise
2024
35 x 44 x 4 cm per-potongan
Gipsum
Seni Cetak
Henryette Louise
2024
54 x 33 x 4 cm
Drypoint, cetak karborundum pada gipsum
Seni Cetak
Henryette Louise
2024
42 x 46 x 4 cm
Drypoint, cetak karborundum pada gipsum
Seni Cetak
Henryette Louise
2024
30 x 36 x 4 cm
Drypoint, cetak karborundum pada gipsum
Seni Cetak
Henryette Louise
2024
35 x 26 x 4 cm
Gipsum
Seni Cetak
Scroll to Top