Biografi Singkat
Biografi Singkat

Gatot Kumaidi
Berbagai patung atau objek karya Gatot Kumaidi mengambil bentuk yang senantiasa meloloskan diri dari perangkap bentuk-bentuk objek keseharian kita. Pada karyanya “Wayang Kayon” (2022) yang berbahan utama kayu, misalnya, persepsi kita akan dipermainkan oleh bentuk yang menyaran kepada ubur-ubur, cumi-cumi, atau gumpalan yang hendak meledak. Pada karya-karyanya yang lain ia menampilkan objek serupa rahang monster, atau tanduk rusa, atau panggul yang dihimpit batu. Rupa-rupa itu tidak menetapkan pilihan kita, tetapi justru dalam bentuk yang mengambang itulah objek atau patung Gatot menghibur kita.
Gatot Kumaidi adalah perupa yang dilahirkan di Malang, Jawa Timur, 1970, tinggal dan bekerja di kota itu. Keahlian mematungnya ia dapatkan dari Program D3 Seni Rupa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Malang. Karya-karyanya telah dipamerkan di sejumlah pameran bersama yang digelar di Malang, Surabaya, Yogyakarta, dan Kuala Lumpur. Misalnya, pada pameran Mini Art Malang #5 di Malang Creative Center, 2024; Affordable Art Fair di Kuala Lumpur, 2021; dan Festival Seni Surabaya 2003.
Karya Seni
Deskripsi Karya
Mencoba menggabungkan dua bentuk dengan karakter yang berbeda. Diolah sedemikian rupa sehingga menjadi “Berat untuk Melangkah”. “Berat untuk Melangkah” merupakan langkah kaki di mana salah satu kaki dibebani batu membuat berat untuk melangkah.
Deskripsi Karya
Berawal dari pengolahan bentuk sehingga menjadi seperti mata kail (menurut saya). Di mana mata kail adalah alat utama yang diperlukan saat memancing. Dengan kondisi tertentu mata kail menentukan hasil memancing.
Deskripsi Karya
Memanfaatkan sisa-sisa potongan kecil kayu jati sehingga menjadi sebuah bentuk. Yang secara keseluruhan menjadi “Puppy.” “Puppy” adalah anak anjing dalam bentuk yang galak, yang biasanya lucu dan imut, Hal yang lucu dan imut seakan galak karena takut akan anjing (menggigit).
Deskripsi Karya
Kehidupan manusia yang tiada sempurna, di mana manusia berbuat sesuatu selalu ada kekurangannya. Bahkan ketika kekurangan itu ditutupi masih tetap ada lubang meskipun kecil.